Rabu, 09 September 2009

Baitii... Jannatii...

Tribute To My Lovely Wife

Selasa, 08 September 2009

Cara Cerdas Atasi Masalah


Dalam hidup, masalah pastilah selalu ada. Namun tak ada persoalan yang tak mungkin diatasi. Dan kita sebagai manusia memegang peran kunci dalam mengatasi suatu masalah. Dan yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah membebankan sesuatu kepada kita sebagai umatnya di luar kemampuan kita dan setiap kesulitan yang kita hadapi, Tuhan justru memberi kita kemudahan setelahnya seperti yang ia janjijan dalam Al-Qur’an “inna ma’al “usri yusra” (Al-Insyirah :5).

Semoga posting berisi tips-tips sederhana ini dapat menjadi renungan berharga bagi kita bersama. Untuk kemudian kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari kita. Silakan simak lima tips mengatasi masalah hidup dengan mengoptimalkan kekuatan dari dalam diri kita sebagai sumber solusinya.

1. The Power of Kepepet.

Terkait khususnya dengan sikap suka menunda pekerjaan, salah satu cara mengatasinya dengan menggunakan the power of kepepet. Katakan pada diri kita kalau kita punya waktu tak lama. Mungkin lima menit atau 10 menit untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus kita lakukan. Bahkan mungkin dengan pernyataan yang lebih ekstrem, katakan kalau mungkin ini aktivitas terakhir yang bisa kita lakukan di dunia ini. Saya yakin kita akan melakukannya dengan penuh kesungguhan dan tak ada lagi penundaan. Waktu yang singkat akan menekan kita bekerja cepat. Dalam situasi kepepet kita kerap bisa bertindak luar biasa.

2. Cintai Apa yang Anda Lakukan.

Apapun profesi atau pekerjaan anda, dan apapun yang anda lakukan, lakukanlah itu dengan penuh kecintaan. Bila kita mencintai apa yang kita lakukan, tak ada kata malas, tak ada kata payah, tak ada kata putus asa. Lakukan yang anda suka dan kebahagiaan akan mengikuti anda. Bisa dalam bentuk uang atau hal lain yang jauh lebih membahagiakan yang tak dapat ditukar hanya sekedar oleh harta.

3. STOP Berpikir Negatif.

Positif dan negatif merupakan kedua hal yang selalu akan berdampingan sampai kapanpun. Namun bila kita selalu hanya terjebak dalam kubangan pikiran negatif tak akan pernah ada waktu untuk melihat sebuah persoalan dengan jernih. Misalkan saja kita berkata “ah ini kan sulit”, “mana mungkin saya bisa,” dan segala macam pernyataan sejenis yang hanya melihat aspek negatif suatu hal.

Segera alihkan perhatian anda pada hal yang positif. Pada peluang baik dan kesempatan positif dari setiap hal atau peristiwa yang terjadi. Bisa sebagai sebuah kesempatan untuk belajar, untuk menjadi pribadi yang lebih baik, untuk mendapatkan penghasilan tambahan, untuk membangun jaringan yang lebih luas, untuk meraih cita-cita anda, atau apapun itu.

Kalau kita melihat sisi positifnya, dan bukan pada sisi negatifnya, ketakutan yang selama ini menjalar pada diri anda akan berkurang. Dan anda akan merasa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih optimis, dan penuh semangat.

4. Buat Komitmen.

Kadang saya dengar seseorang mengatakan sedang kehilangan motivasi atau kurang bersemangat menjalani hidup. Kuncinya, berkomitmenlah secara jujur pada diri kita sendiri. Buat komitmen untuk menjalani hidup yang lebih baik dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya. Nabi SAW Bersabda : Beruntunglah barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin dan seterusnya:.

5. Kemudian katakan komitmen itu pada orang-orang di sekitar anda. Ceritakan perkembangan atau kegiatan yang telah anda lakukan terkait komitmen anda sekecil apapun itu pada orang yang sudah anda beritahu tadi.

6. Kita harus bertanggung jawab pada komitmen yang sudah dibuat. Jangan buat malu diri kita sendiri. Jadikan komitmen yang telah kita katakan sebagai penjaga semangat kita.

7. Mulai kerjakan saja. Ya, selanjutnya kerjakan saja. Saat mulai bekerja, berarti anda mulai bergerak. Tidak lagi berada di tempat yang sama. Anda sudah melakukan sebuah kemajuan. Sekecil apapun itu! Daripada hanya mengkhawatirkan hal yang tidak jelas atau berangan-angan tanpa pangkal ujung, mulai kerjakan saja. Segalanya akan lebih mudah saat anda mulai bekerja, bekerja, dan terus bekerja. Allah SWT berfirman “wa’maluu fa sayarallahu a’malakum wa rasuluhu wal mu’minun”.

Rabu, 02 September 2009

Kemiskinan? Emang Lo Pikirin.....


Ngomongin tentang kemiskinan maka kita bakal ngomongin satu hal yang bikin hatiku euneuk; TKI! Trus terang, aku kecewa banget sama pemerintah Malaysia dalam hal ini (yang lainnya juga/tar aku gak dianggap nasionalis, seperti yang lagi hangat dibicarakan tentang klaim Malaysia terhadap budaya Indonesia). Actually, aku gak pernah ngedenger Malaysia terguncang perekonomiannya, terganggu stabilitas politiknya, dan terganggu keadaan sosialnya gara-gara keberadaan TKI. Masalah keberadaan TKI illegal kupikir cuma berhubungan ama keinginan pemerintah Malaysia untuk lebih tertib dalam mengatur masyarakatnya juga untuk memperkuat legitimasi kedaulatan negaranya.

Tapi, reaksi yang ditunjukkan pemerintah Malaysia kepada para TKI adalah sebuah tindakan pendisiplinan yang arogan dan memandang seolah-olah TKI bukan manusia. Mereka diburu, ditangkap, dan dihukum cuma gara-gara mereka gak punya kertas-kertas yang bernama dokumen kerja resmi.

Emang sih, aku akui kebobrokan negara kita dalam menghasilkan output rakyat yang sebagian besar tak mengenyam pendidikan memadai sehingga mereka terpaksa menjadi kuli-kuli yang gampang dibodohi dan ditipu. Negara ini juga adalah negara miskin yang sok kaya yang tak mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup untuk rakyatnya. Rakyat Indonesia ingin tetap hidup dengan bekerja. Lalu, dengan keadaan seperti ini, apa salahnya jika rakyat Indonesia mencari pekerjaan di tempat lain? Di suatu negara yang lebih mapan misalnya.

Salah satu negara yang dituju TKI adalah Malaysia, karena negara ini memang jauh lebih mapan ekonominya disanding negara kita. Para TKI menyimpan banyak harapan dalam ringgit-ringgit Malaysia, biaya hidup mereka, biaya hidup keluarga mereka di kampung. Para TKI bekerja keras untuk mendapatkan ringgit-ringgit itu, siang malam membanting tulang.

Bukankah seharusnya pemerintah Malaysia berbangga diri ketika ada segerombolan besar manusia yang menganggap Malaysia adalah sebuah harapan bagi kehidupan mereka??? Apakah para TKI itu membuat kotor Malaysia? Apakah keberadaan beribu dari mereka telah mengancam kehidupan rakyat Malaysia? Apakah eksistensi mereka memang begitu dipedulikan sehingga kertas dokumen resmi agar mereka bisa bekerja di Malaysia begitu berarti dan bagi TKI yang tidak memilikinya harus enyah??? Dan, (fuhhh) miskin miskin dah lo……

Harusnya Malaysia lebih bijak, bukankah Allah memerintahkan hamba-hambaNYA bertebaran di muka bumi untuk mencari rezeki. Lalu mengapa ketika mereka mencoba bertebaran di muka bumi Allah, orang-orang yang merasa memiliki kekuasaan atas bumi ini menghalangi mereka dengan meminta dokumen untuk mencari rezeki yang halal dan resmi???

Jujur saja, hatiku sakit banget saat lihat para TKI yang bersembunyi di hutan dikejar-kejar aparat Malaysia. Astagfirullah, apakah mereka mencuri sandal? Maling ayam? Pemerkosa? Koruptor? Hey….! Mereka itu cuma ingin bekerja untuk menyambung hidup! Mereka seharusnya dilindungi bukan diburu!! Mereka memburu TKI seperti memburu pesakitan!

Aku malah tak denger apa-apa tentang tindakan pemerintah Malaysia terhadap perusahaan-perusahaan yang memakai tenaga para TKI namun tak membayar upah mereka. Apakah pemerintah Malaysia akan mengabaikannya cuma karena TKI yang bekerja itu illegal? Lalu dimana keadilan? Terhalang dokumen izin kerja resmi?

Tentang masalah dokumen itu, aku pun geram bangeeet ama pemerintah negara yang jadi pendukung seekor burung ini (inget lagu garuda pancasila). Sudah tahu gak mampu menghidupi rakyatnya dengan layak, menyediakan kemudahan untuk rakyatnya supaya bisa menghidupi diri sendiri di tempat lainpun tetap aja gak mampu. Aku gak ngerti tetek bengek pengurusan dokumen yang bikin pembuatan kertas-kertas dokumen itu jadi sulit dan mahal—3000 ringgit atau 7 jutaan. Yang aku ngerti, dokumen-dokumen itu adalah kertas! Bukan motor yang harganya juta-jutaan! Emang ada ya kertas yang harganya juta-jutaan, kertas apaan tuh…..?

Akhirnya, yang bisa kulakukan cuma bersedih dan terenyuh. Aku berharap semoga pemerintah Malaysia bisa menjadikan rasa kemanusiaan sebagai dokumen resmi bagi keberadaan TKI di negara mereka, kaloupun gak bisa, ya gak usah segitunya kali memperlakukan para TKI. Dan buat pemerintahan negara dimana aku tinggal di dalamnya, aku cuma berharap kalian satu hari aja bener-bener mikirin rakyat kalian yang kebanyakan masih miskin ini, kami tidak layak miskin andai saja kalian-kalian mau sedikit aja untuk tidak terlalu kaya.

Hallooooo….! Jawab dunk, sms ke…………………

Wesnie Blog © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO